MONITORING SUHU OTOMATIS PADA INKUBATOR PENETASAN TELUR AYAM MENGGUNAKAN ARDUINO NANO DAN SENSOR IC LM35


MONITORING SUHU OTOMATIS PADA INKUBATOR PENETASAN TELUR AYAM MENGGUNAKAN ARDUINO NANO DAN SENSOR IC LM35


 


Disusun oleh :
Alfan Ridho Ferdiansyah      (181910201005)

Ela Nuranggreini                  (181910201012)

Taufik Nur Arifin                  (181910201013)

M. Fahrizal Firdaus               (181910201014)

Almas Faisal                          (181910201022)

 


UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2019


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat karunianya kami dapat menyelesaikan tugas besar ini. Sholawat dan salam terpanjatkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, karena telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju jalan yang terang benderang yang penuh dengan ilmu. Selain itu kami mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Sujanarko M.M. selaku dosen pembimbing mata kuliah praktikum Pengukuran Listrik beserta para asisten laboratorium yang bertugas, yang telah membimbing dan membantu kami dalam menyelesaikan tugas besar dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas besar mata kuliah Praktikum Pengukuran Listrik program studi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universtas Jember. Laporan ini berisi penjelasan dan langkah-langkah dari tugas besar kami yang berjudul “PENGATUR SUHU OTOMATIS PADA INKUBATOR PENETASAN TELUR AYAM MENGGUNAKAN ARDUINO UNO DAN SENSOR IC LM35”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada pembaca agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi.







                                                                       Jember, 18 November 2019





                                                                                                    Penulis




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang.........................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3  Tujuan Penelitian.....................................................................................2
1.4  Manfaat Penelitian..................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Arduino NANO........................................................................................4
2.2 Sensor Suhu LM35..................................................................................4
2.3 Buzzer...............................................................................................................5
2.4 LCD..................................................................................................................6
2.5 I2C....................................................................................................................7
2.6 LED (Light Emitting Diode)…………………………………………………..8

BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan........................................................................................9
3.2 Cara Pembuatan alat................................................................................9
3.3 Prinsip Kerja Alat...................................................................................12
3.4 Data Hasil Pengujian Alat......................................................................13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
 4.1 Perancangan Alat……………………………………………………………15
4.2 Prinsip Kerja Alat..................................................................................15
4.3 Proses Monitoring Suhu……………………………………………….16

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................................17
5.2 Saran.....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….18





DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data Hasil Percobaan Pengukuran Suhu………………………………12  

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Arduino NANO…………………………………………………….4
Gambar 2. Sensor LM35……………………………………………………….5
Gambar 3. Buzzer………………………………………………………………5
Gambar 4. LCD ( Liquid Crystal Display)……………………………………..6
Gambar 5. Datasheet LCD (Liquid Crystal Display)…………..………………6
Gambar 6. Bentuk Fisik I²C……………………………………………………7
Gambar 7. Flowchart………………………………………………………….8
Gambar 8. Wiring Diagram……………………………………………………11
Gambar 9. Pengukuran dengan thermometer pada suhu pada 33°C………..…12
Gambar 10. Tampilan LCD display pada suhu 33°C………………………….12
Gambar 11. Pengukuran dengan thermometer pada suhu pada 43°C…………12
Gambar 12. Tampilan LCD display pada suhu 43°C………………………….12
Gambar 13. Pengukuran dengan thermometer pada suhu pada 39°C…………12
Gambar 14. Tampilan LCD display pada suhu 39°C…………………..……..12
Gambar 15. Pengukuran dengan thermometer pada suhu pada 38°C…..….…12
Gambar 16. Tampilan LCD display pada suhu 38°C………………………...12




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Indonesia merupakan negara pertanian dan sektor ini memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk dan tenaga kerja yang hidup atau bekerja dari sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian yaitu peternakan.
Salah satu usaha ternak yang memiliki nilai jual tinggi dan mendukung untuk meningkatkan perekonomian masyarakat adalah usaha ayam. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan tingginya permintaan masyarakat akan daging ayam sebagai salah satu kebutuhan pokok. Dengan adanya kondisi ini tentunya akan berpengaruh terhadap kebutuhan bibit ayam. Di pedesaan, usaha ayam dikembangkan oleh masyarakat secara sederhana yaitu telur dierami oleh induknya secara langsung sehingga perkembangbiakan ayam kurang maksimal. Selain itu, masyarakat tidak mempertimbangkan faktor produktivitas dan nilai ekonomis. Sistem penetasan tradisional dengan menggunakan indukan alami dirasa kurang efektif karena satu induk ayam kampung hanya mampu mengerami maksimal 13 butir telur, berarti dibutuhkan beberapa indukan untuk pengeraman dalam jumlah banyak. Selain itu setiap indukan ayam kampung membutuhkan waktu 21 hari untuk mengerami telur dan membutuhkan waktu kurang lebih 45 hari untuk siap bertelur kembali.
Dengan adanya perkembangan teknologi alat penetas telur atau yang biasa disebut dengan nama incubator penetas telur ayam, maka diperlukan sentuhan teknologi yang lain sebagai pendukung. Inkubator ( incubator ) adalah alat yang dipanasi dengan aliran listrik pada suhu tertentu yang dipakai untuk memerami telur, mikroba dan menghangatkan bayi yang lahir prematur. Alat ini dilengkapi dengan tombol pengatur suhu waktu untuk memudahkan pengaturan suhu yang dikehendaki.
     Dalam penggunaan mesin penetasan telur ( incubator ), suhu yang baik untuk penetasan adalah 37°C, dengan kisaran 37-40°C. Kelembaban mesin tetas sebaiknya diusahakan tetap pada 70% (Hodgetts, 2000). Temperatur yang terlalu tinggi akan menyebabkan kematian embrio, sedangkan kelembaban mempengaruhi pertumbuhan normal dari embrio (Wulandari, 2002).
     Daya tetas telur yaitu banyaknya telur yang menetas dibandingkan dengan banyaknya telur yang fertil dan dinyatakan dalam persen. Daya tetas dipengaruhi oleh penyiapan telur,faktor genetik, suhu dan kelembaban, umur induk, kebersihan telur, ukuran telur, nutrisi dan fertilitas telur (Sutiyono dan Krismiati, 2006). Menurut Prasetyo dan Susanti (2000) hasil tetas telur dipengaruhi oleh faktor peralatan mesin tetas dalam menciptakan kondisi lingkungan (kelembaban dan temperatur) yang harus disesuaikan dengan persyaratan menetasan telur, dan faktor lingkungan diluar kemampuan pengelola misalnya terjadi perubahan tegangan listrik maupun pemadaman listrik.
     Dengan adanya ketentuan seperti diatas maka diperlukan adanya alat monitoring suhu pada mesin penetasan telur agar embrio yang ada pada telur dapat menetas dengan normal dan sempurna. Mikrokontroller dan suhu LM35 adalah suatu perpaduan untuk merancang alat monitoring suhu pada mesin penetasan telur ( incubator ). Alat ini diharapkan dapat menjadi kemajuan teknologi khususnya di bidang pertanian peternakan.
     Alat ini memiliki keunggulan yaitu dapat melakukan monitoring pada mesin penetasan telur ayam secara real time. Selain itu alat monitoring suhu pada mesin penetasan telur ayam ini dapat memberikan alarm kepada operator mesin penetasan telur ayam ketika suhu pada incubator tidak sesuai dengan variabel yang diinginkan. Namun alat ini juga memiliki kekurangan yaitu tidak dapat di kontrol dalam jarak yang jauh sehingga operator diharuskan melihat nilai suhu pada alat ini dan juga tidak dapat jauh dari letak alat monitoring suhu pada penetasan telur ayam ini. Diharapkan setelah prototype alat monitoring suhu pada incubator berhasil digunakan , maka diperlukan pengembangan teknologi lainnya agar dapat mempermudah proses kontrol.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penulisan laporan ini adalah :
1.      Bagaimana merancang dan membuat alat monitoring penetasan telur ayam dengan sensor LM35 ?
2.      Bagaimana prinsip kerja dari alat montoring suhu pada alat penetasan telur ayam?
3.      Bagaimana proses monitoring suhu pada penetasan telur ayam dengan sensor LM35 ?
1.3  Tujuan  
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan pada penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1.      Menjelaskan perancangan dan pembuatan prototype alat monitoring penetasan telur ayam dengan sensor LM35
2.      Menjelaskan prinsip kerja dari alat monitoring suhu pada alat penetasan telur ayam implementasi dari sensor suhu LM35.
3.      Menjelaskan proses monitoring suhu penetasan telur ayam dengan sensor LM35
1.4  Manfaat

1.      Dapat memberikan kemudahan dalam memonitoing suhu pada penetasan telur ayam.
2.      Dapat mempermudah peternak agar mudah dalam menstabilkan suhu pada telur dalam inkubator karena pada alat disertai dengan alarm sebagai pegontrol kondisi suhu.
3.      Dapat mengetahui prinsip kerja dari alat monitoring suhu pada alat penetasan telur ayam dengan menggunaka sensor suhu LM35.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Arduino Nano
Arduino merupakan sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembang, tetapi merupakan kombinasi dari hardware, bahasa pemrogaman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih IDE adalah sebuah software yang berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan mengupload ke dalam memori mikrokontroler.
Gambar 1. Arduino NANO
Arduino Nano adalah salah satu board mikrokontroler yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard. Arduino Nano diciptakan dengan basis mikrockontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau Atmega 16(untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. Arduino Nano tidak menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer menggunakan port USB Mini-B. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Gravitecth.
2.2 Sensor LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semikonduktor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5 volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang
dari 0,5 ºC pada suhu 25 ºC.
 
Gambar 2. Sensor LM35
2.3 Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm). (Handoko, INFORMATIKA , 2012, Vol: 6).



 

Gambar 3. Buzzer


 2.4 LCD ( Liquid Crystal Display )
LCD adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan kristal cair sebagai penampil utama. LCD (liquid crystal display) bisa memunculkan gambar atau dikarenakan terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, namun Kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri.

Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD (liquid crystal display) adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair tadi. Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring. (Setiawan, 2011: 24)

            Gambar 4. LCD ( Liquid Crystal Display)
Gambar 5. Datasheet LCD (Liquid Crystal Display)





2.5  I²C/TWI
I²C (Inter Integreated Circuit) adalah standar komunikasi serial dua arah menggunakan dua saluran yang didesain khusus untuk mengirim maupun menerima data. Sistem I²C/TWI terdiri dari saluran SCL (Serial Clock) dan SDA (Serial Data) yang membawa informasi data antara I²C dengan pengontrolnya serta pull up resistor yang digunakan untuk transfer data antar perangkat. I²C/TWI juga merupakan transmisi serial setengah duplex oleh karena itu aliran data dapat diarahkan pada satu 29 waktu. Tingkat transfer data mengacu pada sinyal clock pada SCL Bus 1/16th slave. informasi data antara I2C dengan pengontrolnya. Piranti yang dihubungkan dengan sistem I²C Bus dapat dioperasikan sebagai Master dan Slave. Master adalah piranti yang memulai transfer data pada I2C Bus dengan membentuk sinyal Start, mengakhiri transfer data dengan membentuk sinyal Stop, dan membangkitkan sinyal clock. Slave adalah piranti yang dialamati master.
Gambar 6. Bentuk Fisik I²C

Bentuk modul komunikasi 4 kabel I2C pada LCD. Berikut ini keterangan kabel untuk modul I²C :
 Hitam : Ground
 Merah : 5V
 Putih : Analog pin 4
 Kuning : Analog pin 5

Pada papan Arduino secara umum SDA (Serial Data) pada input analog pin 4 dan SCl (Serial Clock) pada input analog pin 5. Pada modul I²C/TWI juga dilengkapi dengan potensiometer yang dapat digunakan untuk menyesuaikan kontras cahaya dengan memutar searah jarum jam untuk mendapatkan tampilan yang diinginkan.


2.6 LED (Light Emitting Diode)
Light Emitting Diode (LED) merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda, strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien jika mengeluarkan cahaya untuk mendapatkan emisi cahaya pada semi konduktor. Bentuk dan simbol Light Emitting Diode (LED) dapat   pada gambar 7.
Gambar 7. LED (Light Emitting Diode)

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat       
            1. Solder
            2. PC ( Personal Computer )
3. Software Arduino
3.1.2 Bahan
1. Arduino nano                                  4. LCD 16x2
2. LED ( Light Emitting Dioda )        5. Buzzer
3. Kabel Jumper, PCB layout             6. I2C

3.2 Cara Pembuatan Alat
   3.2.1 Flowchart
 
Gambar 7. Flowchart


            3.2.2 Listing  Program
#include <Wire.h> //Libraries for I2C and LCD
#include <LCD.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
int temp;   //deklarasi temperatur
int tempPin = A0; //Pin A0 sebagai input sensor lm35
byte Simbol_Derajat = B11011111;
#define I2C_ADDR 0x27 //I2C Adress
#define BACKLIGHT_PIN 3 //LCD Stuffs :D
#define En_pin 2
#define Rw_pin 1
#define Rs_pin 0
#define D4_pin 4
#define D5_pin 5
#define D6_pin 6
#define D7_pin 7
LiquidCrystal_I2C lcd(I2C_ADDR,En_pin,Rw_pin,Rs_pin,D4_pin,D5_pin,D6_pin,D7_pin);
void setup() {
  pinMode (12,OUTPUT);// BAZER
   pinMode (11,OUTPUT);//LED MERAH
   pinMode (10,OUTPUT);//LED HIJAU
   pinMode (9, OUTPUT);// LED KUNING
   pinMode (tempPin, INPUT);//pin temperatur A0 sebagai input
  Serial.begin(9600);//komunikasi komputer
  lcd.begin (16,2);
  lcd.setBacklightPin(BACKLIGHT_PIN,POSITIVE);
  lcd.setBacklight(HIGH);//backlight pada LCD kondisi high atau menyala
   lcd.clear();
  lcd.setCursor(3,0);
  lcd.print("TB PENGLIS");
  lcd.setCursor(1,1);
  lcd.print("ALAT UKUR SUHU");
  delay(3000);
}
void loop()
{
  temp = analogRead(tempPin); //Rmembaca sensor lm35
  temp = temp * 0.488+5; //kalibrasi pembacaan sensor sehingga di tampilkan suhu
  lcd.clear();
Serial.print(temp);
     lcd.setCursor (2,0);
    lcd.print("Temperature");//akan di tampilkan kata temperatur pada LCD
    lcd.setCursor (5,1);
    lcd.print(temp); //niai Temperature suhu
    lcd.setCursor(7,1);
    lcd.write(Simbol_Derajat);
    lcd.setCursor(8,1);
    lcd.print(" C"); //Huruf C
     delay(500); //delay 500 ms
   if (temp<=36){//jika tenperatur kurang dari sama dengan 36 maka
  digitalWrite (9,HIGH);//led kuning menyala
  digitalWrite (10,LOW);//led hijau mati
  digitalWrite (11,LOW);//led merah mati
  digitalWrite (12,HIGH);//bazer nyala
  delay (250);
   digitalWrite (12,LOW);
  delay (250);
  lcd.clear();
  lcd.setCursor (1,0);
  lcd.print ("NAIKKAN SUHU!!");
  delay (500); }
  else if (temp>=41){//jika tenperatur lebih dari sama dengan 41 maka
  digitalWrite (9,LOW);//led kuning mati
  digitalWrite (10,LOW);//led hijau mati
  digitalWrite (11,HIGH);//led merah nyala
  digitalWrite (12,HIGH);//bazer nyala
  delay (250);
   digitalWrite (12,LOW);
  delay (250);
  lcd.clear();
  lcd.setCursor (1,0);
  lcd.print ("TURUNKAN SUHU!!");
  delay (500);  }
  else if(temp>=37 && temp <=40){//jka temperatur lebih dari samadengan 37 dan kurang dari samadengan 40 maka
  digitalWrite (9,LOW);//led kuning mati
  digitalWrite (10,HIGH);//led hijau nyala
  digitalWrite (11,LOW);//led merah mati
  digitalWrite (12,LOW);//bazer mati
} }
3.2.3 Wiring Diagram
 
Gambar 8. Wiring Diagram

3.3 Prinsip Kerja Alat
            Alat monitoring suhu pada alat penetasan telur (incubator) berfungsi sebagai penunjuk suhu pada alat penetasan telur dan memberikan tanda atau alarm kepada operator apabila suhu yang ada di dalam alat penetasan telur tidak sesuai dengan ketentuan, untuk ketentuan suhu yang ada di dalam alat penetasan telur (incubator) yaitu di dalam interval 37o- 40oC. Alat monitoring suhu pada (incubator) penetasan telur ayam sendiri memiliki prinsip kerja yaitu memberikan suatu notifikasi terhadap suhu yang ada di dalam incubator dan akan memberikan suatu peringatan jika suhu yang ada di dalam incubator telah melampaui atau kurang dari standar suhu penetasan telur ayam. Peringatan atau alarm yang diberikan merupakan suatu bunyi buzzer jika suhu telah melampaui 400 C atau kurang dari 370C. Selain peringatan berupa buzzer alat monitoring suhu pada penetasan telur ayam ini juga memberikan notifikasi berupa lampu LED , jika suhu pada incubator atau alat penetasan telur ayam bernilai di bawah 370 C maka LED ( Light Emtting Diode )  yang menyala berwarna kuning dan jika suhu pada incubator atau alat penetasan telur  berada diatas 400 C maka LED ( Light Emtting Diode )  yang menyala berwarna merah serta ketika suhu pada incubator atau alat penetasan telur berada tepat pada suhu pada interval 370 C - 400 C maka LED ( Light Emtting Diode ) yang menyala berwarna hijau.


3.4 Data Hasil Pengujian Alat
No
Suhu
LCD Display
LED
Buzzer
1

Gambar 9. Pengukuran suhu ruagan dengan termometer pada suhu pada 33°C

Gambar 10. Tampilan LCD display pada suhu 33°C

LED warna merah menyala


Berbunyi
2
Gambar 11. Pengukuran suhu ruagan dengan thermometer pada suhu pada 38°C
      
      
Gambar 12. Tampilan LCD display pada suhu 38°C
LED warna hijau menyala
Tidak berbunyi
3
Gambar 13. Pengukuran suhu ruagan dengan thermometer pada suhu pada 39°C
Gambar 14. Tampilan LCD display pada suhu 39 °C
LED warna hijau menyala
Tidak berbunyi
4
Gambar 15. Pengukuran suhu ruagan dengan thermometer pada suhu pada 43°C
Gambar 16. Tampilan LCD display pada suhu 43°C
LED warna merah menyala
Berbunyi






BAB IV
PEMBAHASAN
            Pada alat monitoring suhu pada mesin penetasan telur ayam ( incubator ) dirancang untuk digunakan sebagai pengembangan teknologi khususnya di sektor peternakan. Pada perancangan alat monitoring suhu ini menggunakan sensor suhu LM35, mikrokontroler arduino nano, buzzer, LED (  Light Emitting Diode ), LCD dan juga Baterai sebagai sumber tegangan pada alat monitoring suhu. Dalam perancangan terdapat PCB layout, yang dimana fungsi dari PCB layout ini untuk untuk meminimalisir wiring pada alat menggunakan kabel. Pada LCD menggunakan I2C, hal ini bertujuan untuk mengurangi input dan output pada mikrokontroller arduino nano. LED ( light emitting diode ) dan juga buzzer pada alat monitoring suhu sebagai notifikasi jika suhu pada alat penetasan telur ayam memiliki kondisi suhu tidak sesuai dengan standar. LM35 merupakan komponen inti dalam perancangan alat monitoring suhu pada alat penetasan telur ayam ini , untuk menghasilkan data yang akurat maka sensor suhu LM35 dikalibrasi menggunakan thermometer ruangan. Pada alat monitoring suhu menggunakan sumber tegangan berupa baterai.

4.2 Prinsip Kerja Alat Monitoring Suhu pada Mesin Penetasan Telur Ayam
            Alat monitoring suhu pada alat penetasan telur ( incubator ) berfungsi sebagai penunjuk suhu pada alat penetasan telur dan memberikan tanda atau alarm kepada operator apabila suhu yang ada di dalam alat penetasan telur tidak sesuai dengan ketentuan, untuk ketentuan suhu yang ada di dalam alat penetasan telur (incubator) yaitu di dalam interval 37o-40oC. Alat monitoring suhu pada incubator penetasan telur ayam sendiri memiliki prinsip kerja yaitu memberikan suatu notifikasi terhadap suhu yang ada di dalam incubator dan akan memberikan suatu peringatan jika suhu yang ada di dalam incubator telah melampaui atau kurang dari standar suhu penetasan telur ayam. Alarm / peringatan yang diberikan merupakan suatu bunyi buzzer jika suhu telah melampaui 400 C atau kurang dari 370C. Selain peringatan berupa buzzer alat monitoring suhu pada penetasan telur ayam ini juga memberika notifikasi berupa lampu LED , jika suhu pada incubator atau alat penetasan telur ayam bernilai di bawah 370 C maka LED ( Light Emtting Diode )  yang menyala berwarna kuning dan jika suhu pada incubator atau alat penetasan telur  berada diatas 400 C maka LED ( Light Emtting Diode )  yang menyala berwarna merah.




4.3 Proses Monitoring Suhu pada Mesin Penetasan Telur Ayam
            Pada alat monitoring suhu pada mesin penetasan telur untuk proses yaitu sensor suhu LM35 sebagai input nilai suhu yang ada pada mesin penetasan telur ayam, pembacaan nilai suhu oleh sensor LM35 dikonversi dengan pembacaan sensor*0.448+5. Tujuan dari konversi tesebut adalah untuk mendapatkan nilai akurat pada pembacaan sensor LM35 dengan cara dikalibrasi menggunakan thermometer ruangan. Setelah nilai dai sensor LM35 dikonversi maka dilakukan pembacaan oleh mikrokontroller. Sesuai dengan standard suhu pada mesin penetasan telur yaitu nilai suhu harus  lebih dari 370C dan kurang dari 400C, dengan adanya ketentuan tersebut maka jika nilai suhu kurang dari sama dengan 370C maka notifikasi berupa buzzer dalam kondisi high dan LED ( Light Emitting Diode ) akan menyala kuning dan LCD display akan menampilkan peringatan kepada operator agar menaikkan suhu sesuai dengan standard. Hal ini juga berlaku ketika nilai suhu pada mesin penetasan telur ayam bernilai lebih dari sama dengan 400C, maka lampu yang menyala adalah merah dan notifikasi buzzer dalam kondisi high dan LCD display juga akan menampilkan peringatan agar menurunkan suhu pada mesin penetasan telur. Jadi alat ini akan berfungsi sebagai alarm bagi operator mesin penetasan telur jika suhu di dalam mesin penetasan telur tidak sesuai dengan standar ketentuan. Dalam interval suhu demikian berguna agar menjaga embrio yang ada di dalam telur dapat bertumbuh kembang dengan baik dan akan menjadi bibit unggul untuk dijadikan konsumsi di masyarakat.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancagan alat monitoring suhu pada incubator penetas telur, dapat disimpulkan bahwa :
1.    Hasil pengukuran suhu menggunakan sensor LM35 mampu mengukur suhu ruangan sesuai dengan nilai yang terukur pada termometer ruagan sehingga alat mampu bekerja secara optimal. Dapat ditinjau dari tabel 1. Data Hasil Percobaan Pengukuran Suhu Ruangan didapatkan ketika suhu yang terukur pada termometer sebesar 34°C , sensor suhu dapat membaca besar suhu yang  hasilnya ditampilkan pada LCD sebesar 34°C sama seperti suhu yang terukur pada termometer.
2.    Indikator output berupa Buzzer dan LED mampu bekerja secara akurat dan optimal.  Dapat ditinjau dari tabel 1. Data Hasil Percobaan Pengukuran Suhu Ruangan didapatkan ketika suhu berada dibawah 37°C maka LED warna kuning akan menyala diikuti dengan buzzer yang berbunyi serta ketika suhu berada diatas 40°C maka LED warna merah akan menyala diikuti dengan buzzer yang berbunyi dan ketika suhu ruangan pada rinterval nilai 37°C hingga 40°C  maka LED warna hijau akan menyala tanpa diikuti dengan buzzer yang berbunyi yang menandakan bahwa suhu pada inkubator berada dalam kodisi normal.
3.     Indicator dan komponen yang bekerja pada alat ukur ini memiliki nilai akurasi yang cukup tinggi dapat dibuktikan pada Tabel 1. Data Hasil Percobaan, nilai suhu yang terukur pada sensor LM35 sesuai dengan hasil pengukuran pada termometer ruangan.
4.     Alat mampu bekerja secara optimal sesuai dengan listing program sesuai dengan arduino.

5.2 Saran
Dari perancangan alat monitoring suhu pada incubator penetas telur diharapkan dapat dikembangkan untuk lebih baik lagi kedepannya. Adapun  saran yang diberikan utuk alat ini adalah sebagai berikut :
1. Sebaiknya bentuk fisik alat ukur lebih minimalis dan fleksibel sehingga akan memudahkan dalam proses pengukuran suhu, khususnya suhu pada inkubator penetasan telur ayam
2. Perlu adanya penambahan sensor seperti sensor kelembapan udara supaya lebih optimal dalam memberikan informasi keadaan dalam incubator penetas telur ayam.
3. Perlu ketelitian dalam proses kalibrasi nilai pengukuran suhu pada sensor dengan besarnya tengangan input agar sensor dapat membaca suhu sesuai dengan suhu pada termometer .

DAFTAR PUSTAKA

Djannah, D., 1998. Beternak Ayam.Yasaguna. Surabaya.
Iswanto, H., 2005. Ayam Kampung Pedaging. Agromedia Pustaka. Jakarta.
B. Widodo, 2008, Elektonika digital +Mikroprosesor, C.V ANDI OFFSET.
Sulhan Setiawan. (2009). Mudah dan Menyenangkan Belajar Mikrokontreoller. ANDI. Yogyakarta.

Posting Komentar

0 Komentar